Pantai Tirto Samudro atau yang dikenal oleh masyarakat umum dengan sebutan Pantai Bandengan terletak 7 km sebelah utara dari pusat kota. Pantai yang airnya jernih dan berpasir putih ini sangat cocok untuk lokasi mandi . tak jarang para wisatawan yang datang ke obyek ini sengaja melakukan mandi laut. Umumnya mereka anak-anak, remaja dan para wisatawan manca Negara. Biasanya saat yang paling disukai adalah pada waktu pagi hari dan di saat sore menjelang senja dimana akan tampak panorama sunset yang memukau.
Di lokasi ini pula kita dapat bersantai ria dan duduk duduk di atas shelter sambil menikmati semilir angin pantai serta udara yang masih alami (tanpa polusi). Kawasan obyek wisata yang lahannya cukup luas dan sebagian besar ditumbuhi rerimbunan pohon-pohon pandan ini memang cocok untuk kegiatan remaja seperti kemah, volley pantai, sepeda santai atau kegiatan-kegiatan serupa. Selain itu pula di dalam area obyek wisata ini sering digunakan ajang permainan moto cross dan pertunjukan festifal layang-layang baik regional, nasional maupun internasional. Obyek wisata ini dapat di jangkau dengan mudah oleh kendaraaan umum, sebab sudah tersedia prasarana jalan yang sudah beraspal dan sudah ada angkutan kota yang langsung menuju lokasi obyek wisata tersebut. Sedangkan makanan khas yang dapat dinikmati oleh para pengunjung di obyek wisata tersebut yaitu kerang rebus, rajungan, ikan bakar serta pindang srani.
Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini pantai tersebut merupakan tempat yang menarik yang menjadi kenangan manis buat putra putri Bupati Jepara ini. Gadis yang lincah dengan pangilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya, pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan pantai tersebut. Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat “Pantai Bandengan” kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela “…..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan “KLEIN SCHEVENINGEN”.
Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).
Selain Pantai Bandengan merupakan tempat yang pernah mengukir sejarah perjalanan cita-cita RA Kartini. Di pantai itulah RA Kartini dan Mr. Abendanon mengadakan pembicaraan empat mata yang berhubungan dengan permohonannya untuk belajar ke negeri Belanda, meskipun ahirnya secara resmi permohonannya kepada pemerintah Hindia Belanda ditarik kembali dan biaya yang sudah disediakan buat RA Kartini diberikan kepada pemuda berasal dari Sumatera yaitu Agus Salim (KH. Agus Salim alm.).
Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan masih ada keterkaitanya dengan legenda asal usul Karimunjawa. Dalam legenda itu disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak “kremun-kremun” dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah mereka di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan banding. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.